Kamis, 15 Desember 2011

ironi kesehatan bagi rakyat kecil

IRONI JAMPERSAL …..BAGI RAKYAT MISKIN…
Berikut adalah dialektika yang menggelitik antara ibu hamil yang segera melahirkan anak ketujuh dengan petugas kesehatan yang kebetulan seorang bidan..
Bidan : Bu ini anak ke berapa ?
Bumil : Anak ke tujuh bu…
Bidan : Lho sudah anak ketujuh ? Anaknya yang ke enam umur berapa ? apa tidak KB bu ?
Bumil : iya bu anak ke tujuh, anak saya yang kecil umur setahun, tidak KB bu.
Bidan : Anak baru setahun sudah mau di kasih adik , kakak-kakaknya juga berjarak setahun begini ? ya bapaknya di paksa tho ya suruh KB, nanti kalau susah membiayai kan ibu juga ikut merasakan ? ini resikonya tinggi lho bu, besok KB ya..
Bumil : Lha iya bu jaraknya setahun-setahun. Ndak bu bapaknya tidak mau, rizki kan yang ngasih allah, iya bu paham resikonya tapi kan masih ada jampersal dan jamkesmas bu…
Bidan : Waduh….(dalam hati)
Memang ini bukan sebuah hasil penelitian, yang melalui sample dan sampling dengan jumlah tertentu dan area tertentu. Tetapi setidaknya sedikit memberikan gambaran bahwa masyarakat miskin memiliki persoalan yang begitu komplek untuk dibantu, bukan sekedar persolan pemberian pelayan kesehatan dan pendidikan gratis. Kebijakan yang salah terkadang justru menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri.  Fenomena ini juga menjadi relevan untuk membahas pernyataan Pak Usman Sumantri Kepala Pusat Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan, saat diskusi dengan wartawan, di Gedung Kementerian Kesehatan menjadi relefan untuk di angkat ulang. Di kesempatan konferensi pers saat diskusi dengan wartawan, di Gedung Kementerian Kesehatan beberapa bulan lalu. Sebagaimana kita ketahui bahwa program Jampersal digunakan untuk menekan Tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih menjadi persoalan, dan sebagian besar terjadi saat persalinan. Dengan kebijakan baru dari pemerintah yakni Jaminan Persalinan (Jampersal), diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat diturunkan. Tetapi yang menarik lagi untuk di teliti dan angkat adalah korelasinya terhadap penambahan jumlah penduduk. Jangan-jangan program ini malah kemudian membuat ledakan penduduk ? Kalau terjadi ledakan penduduk implikasinya bias ke tersedianya makanan, pekerjaan, mauapun kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar